SURAT GEMBALA USKUP KEUSKUPAN BANJARMASIN
PASKAH 2012
”Bangkit untuk Bersaksi, Berbagi dan Bermisi”
Kepada para Pastor, Frater, Bruder, Suster, serta seluruh umat Katolik di Keuskupan Banjarmasin yang terkasih,
1. Selamat Paskah! Adalah menarik menyadari bahwa baik peristiwa Natal maupun Paskah dibuka dengan pesan, ”Jangan takut.” Malaikat Tuhan yang memberitakan kelahiran Yesus mendatangi para gembala dengan sapaan: ”Jangan takut.” (Luk 2:10). Orang muda berpakaian putih yang duduk dekat makam Yesus yang sudah kosong berkata kepada sejumlah murid yang datang ke makam, ”Jangan takut.” (Mrk 16:6). Peristiwa Natal dan Paskah adalah kutub-kutub yang membingkai hidup Yesus yang keseluruhannya merupakan Kabar Gembira (= Injil) menyangkut pembebasan manusia dari berbagai belenggu dosa, kegelapan maut dan ketakutan.
2. Paskah adalah pertama-tama peristiwa yang membebaskan. Peristiwa Paskah membebaskan Yesus dari belenggu kematian dan melepaskan para murid-Nya dari cengkeraman ketakutan terhadap orang-orang Yahudi (Yoh 20:19). Melalui Permandian orang beriman Kristiani dibebaskan pula dari ketakutan akan masa depan. Dengan peristiwa Paskah, Allah menyatakan bahwa Ia mencintai dan berpihak pada Yesus serta menerima penyerahan Diri-Nya dalam kematian. Dengan membangkitkan Yesus dari kematian, Allah menegaskan bahwa Ia menerima persembahan diri dan memihak pada orang yang melaksanakan kehendak-Nya dengan setia sampai akhir seperti yang dilakukan Yesus. Demikianlah orang beriman yang melalui Permandian menyatukan diri dengan Kristus yang bangkit, tak perlu takut akan ancaman manapun (Rm :31-32.35).
3. Perjumpaan dengan Kristus yang bangkit menandai babak baru dalam hidup seseorang. Dua murid dari Emaus yang semula sedih dan putus asa berkobar-kobar hatinya setelah didatangi oleh Kristus yang bangkit dalam perjalanan mereka ke Emaus (Luk 24:32). Sesudah perjumpaan itu mereka menjadi manusia baru yang berani kembali ke Yerusalem serta menjadi saksi di hadapan saudara-saudara lain (Luk 24:25). Para Rasul yang mengalami perjumpaan dengan Kristus yang bangkit berani tampil untuk bersaksi di muka umum (Kis 3:15). Begitu pula orang beriman sekarang ini dipanggil pertama-tama untuk bersaksi tentang Kristus yang hidup, yang telah mengalahkan maut dan sengat kekerasan. Di tengah masyarakat kita dewasa ini, berkembang budaya kematian dengan pelbagai wajah seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), penindasan yang berkuasa terhadap orang kecil, yang kuat terhadap yang lemah, perseteruan antar kelompok daerah, suku, agama dan keyakinan dan banyak lagi. Orang beriman Kristiani harus tak jemu-jemunya tampil sebagai saksi perdamaian dan keadilan, persaudaraan dan kesetiakawanan, kesetaraan dan kepedulian terhadap sesama. Dari cara hidup kita dalam keluarga dan lingkungan sekitar kita, orang lain harus tahu bahwa kita adalah umat Paskah yang bersatu dengan Kristus yang bangkit mulia, ”Kamu adalah saksi dari semua ini.” (Luk 24:48).
4. Salah satu bentuk kesaksian yang dampaknya dahsyat terhadap orang-orang di sekitar kita adalah berbagi. Berbagi kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan, waktu dan kesempatan (GS 1) . Dengan sikap hidup dan perilaku seperti itu orang dengan mudah mendekatkan diri satu sama lain tanpa pandang suku, agama, budaya bahasa dan latar belakang sosial ekonomi. Dalam suasana dan gaya hidup dimana orang cenderung untuk mementingkan diri sendiri dan sibuk dengan urusannya sendiri, keutamaan berbagi bagaikan siraman hujan di tengah gerahnya panas terik matahari. Maka orang beriman harus berani memberikan waktu, perhatian dan kehadirannya bagi sesama dalam lingkungannya masing-masing sebagai tanda, perwujudan dan kesaksian iman Paskah. Umat perdana disukai banyak orang bergabung dengan mereka karena cara hidup mereka yang suka berbagi dalam kegembiraan dan ketulusan. Mereka bukan saja tertarik, mereka kemudian juga bergabung sebagai orang yang percaya (Kis 2:46-47). Persekutuan mereka ditandai dengan relasi ”sehati-sejiwa” dan kerelaan untuk berbagi harta duniawi, sehingga tak ada seorang pun yang mengalami kekurangan (Kis 4:32-35). Cara hidup beriman dan bersaksi seperti itu masih tetap merupakan tuntutan sekarang ini di Keuskupan Banjarmasin juga! Maka hendaknya setiap keluarga atau komunitas berembuk dan memutuskan bersama bagaimana keutamaan berbagi itu dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk kesaksian iman akan Kristus yang bangkit.
Aksi Puasa Pembangunan (APP) yang menyertai puasa dan pantang kita selama masa Prapaskah adalah salah satu wujud nyata berbagi demi iman itu. Setiap anggota keluarga dari anak kecil sampai kakek nenek diajak karena imannya menyisihkan sebagian uangnya – berapapun jumlahnya dan mengumpulkannya untuk pengembangan kemanusiaan dan pembangunan masyarakat. Bukan hanya untuk kesejahteraan umat sendiri melainkan pertama-tama untuk kesejahteraan orang banyak. Yang penting bukanlah jumlahnya, melainkan kerelaaan setiap orang untuk mau berbagi dan memberikan kepada sesama bukan dari kelimpahan melainkan dari kekurangannya seperti janda miskin dalam Injil (Mrk 12: 41 - 44).
5. Menjadi saksi Kristus yang bangkit membawa tuntutan untuk mewartakan kabar keselamatan itu kepada orang yang belum percaya kepadaNya. ”Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: 'Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini'." (Kis 2:40). Melekat pada permandian, adalah kewajiban setiap orang Kristiani untuk mengajak orang lain ”memberikan dirinya dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosa” (bdk. Kis 2:38). Kekatolikan kita belum lengkap dan keberadaan Gereja di tengah-tengah masyarakat Banua ini belumlah utuh sebelum kita menjadi rasul-rasul Yesus Kristus dan mengajak orang lain untuk percaya kepada-Nya (Rm 10:14-15). Oleh karena itu kami mengingatkan saudara-saudari, siapa pun tanpa kecuali, untuk tetap mengobarkan semangat misi itu di lingkungan sendiri sekedar tanggung jawab yang dipercayakan Bunda Gereja kepada masing-masing orang atau kelompok. Perintah Agung Sang Penyelamat tetap harus bergema di mana saja dan kapan saja: ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” (Mat 28:19).
Tuhan memberkati. Amin.
26 Maret 2012
† Mgr. Dr. Petrus Boddeng Timang
Uskup Keuskupan Banjarmasin